_____________________________
Oleh : Achmad Suchaimi
PENGAJARAN MADRASAH
Selama periode
kepemimpinan Tiga Serangkai (1942-1968) dan kepemimpinan tunggal K.H.
Ali Maksum (1987-1989) terjadi perubahan besar di bidang pendidikan dan
pengajaran, baik dalam pengajaran Al-Qur’an maupun Kitab Kuning.
Pengajaran Kitab Kuning benar-benar ditangani secara serius, sehingga
menjadi pengajaran utama di samping Al-Qur’an. Pengajaran Kitab Kuning tidak sekedar melalui sistem
weton dan sorogan saja, tetapi juga melalui sistem madrasi
(sekolah formal), berjenjang dan ada batasan waktu belajar, suatu kondisi yang
belum dikenal pada periode-periode sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari peranan
K.H. Ali Maksum sebagai tokoh penggerak perubahan dan perkembangan tersebut,
yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran
madrasah disertai dengan kurikulum yang terprogram.
Dengan
kata lain, selama periode kepemimpinan K.H. Ali Maksum, Pesantren Al-Munawwir yang tadinya merupakan
pesantren yang bercorak salafi dengan menitikberatkan pada pengajaran
Al-Qur’an (aktifitas utama) dan pengajaran Kitab Kuning (aktifitas
sampingan), berubah menjadi sebuah pesantren bercorak kholafi yang
ditandai dengan masih mempertahankan pola pengajaran sistem salafi
dengan tambahan memasukkan pengajaran pengetahuan umum kedalam kurikulum
madrasahnya menurut klasifikasi Zamakhsyari Dhofier.[1]
Atau berubah dari pesantren salaf/klasik menjadi sebuah pesantren
semi berkembang yang ditandai dengan berdirinya madrasah (swasta) dengan
perbandingan kurikulum 90 % agama dan 10 % umum, kemudian menjadi pesantren
berkembang yang ditandai dengan kurikulum 70 % agama dan 30 % umum pada madrasahnya
atau juga berdirinya madrasah SKB dengan tambahan madrasah diniyyah, menurut
klasifikasi M. Ridlwan Nasir.[2]
Sejak kepemimpinan K.H.
Ali Maksum, lembaga-lembaga pendidikan–pengajaran yang bermunculan sebagai
berikut :
1). Madrasah Ibtidaiyah putra ( 4 tahun), didirikan pada tahun
1946
2) Madrasah Tsanawiyah putra (3 tahun), didirikan pada tahun 1948
3). SMP Eksakta Alam (3 tahun),
didirikan pada tahun 1950
4). Madrasah Banat (putri), didirikan pada tahun 1951
5). Madrasah Aliyah Salafiyah putra (3 tahun), didirikan pada
tahun 1955
6). Madrasah Diniyah, didirikan pada tahun 1960
7). Madrasah Tsanawiyah (6 tahun), didirikan pada tahun 1962
8). Raudhatutl Atfal / TK nDasari Budi
1). Madrasah Ibtidaiyah 4 tahun.
Madrasah ini didirikan
pada awal bulan Agustus 1946 oleh K.H. Ali Maksum, dengan dibantu oleh dua
orang kader beliau: K.H. Zaini Munawwir dan KH Zuhdi Dahlan. Madrasah ini
mula-mula bertempat di serambi Masjid Pesantren Krapyak dengan sarana prasarana
sangat sederhana, yaitu hanya “dampar” sebagai meja tulisnya. Santri
duduk bersila di serambi masjid mendengarkan keterangan guru sambil menulis
diatas dampar. Para muridnya berasal dari masyarakat sekitar pesantren.
Madrasah ini kemudian dipindah ke rumah penduduk (rumah Bp. Asyrofi) di sebelah
timur pesantren, setelah serambi Masjid tidak mampu menampung jumlah santri
yang semakin banyak. Kemudian dipindah lagi kedalam pesantren, setelah
mendapatkan bantuan berupa bangunan gedung beberapa lokal dari pemerintah.
Aktifitas Madrasah ini sempat terhenti pada masa agresi Belanda yang
ingin kembali menguasai Indonesia, terutama Yogyakarta pada tahun 1947, dan
aktif kembali pada tahun 1948 setelah negara dalam kondisi aman dan Belanda
sudah hengkang dari negeri ini. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi :
Al-Qur’an, Tafsir, Hadis, Tajwid, Fiqih, Tauhid, Akhlak, Nahwu, Shorof, Insya’,
Khot, Imla’, Tarikh Islam, Sejarah
Indonesia, Bahasa Indonesia, Berhitung dan Ilmu Bumi.[3]
2) Madrasah Tsanawiyah Putra dan SMP Eksakta Alam
Madrasah ini didirikan
oleh K.H. Ali Maksum pada bulan Agustus 1948 dengan lama belajar 3 tahun. Para
muridnya seluruhnya putra, yang sebagian besar merupakan santri pesantren dan
sebagian masyarakat sekitar yang telah menamatkan Madrasah Ibtidaiyah
sebagaimana di atas. Diantara gurunya adalah K.H. Ali Maksum sendiri dan para
kader beliau seperti K.H. Zainal Abidin, K.H. Dalhar Munawwir, KH Zaini
Munawwir, KH Zuhdi Dahlan, KH Ahmad Warson Munawwir, K.H. Mabarun, dan beberapa
santri senior. Madrasah Tsanawiyah ini terus berkembang dengan pesat, sebagaimana
kepesatan Madrasah Ibtidaiyah. Kurikulumnya 100 % menggunakan kurikulum
pesantren, yakni berupa ilmu-ilmu agama (kitab kuning). Dengan demikian,
Madrasah Tsanawiyah ini bisa dikatakan bercorak salafiyah.
Setelah ada himbauan
dari pemerintah RI agar bangsa Indonesia tidak hanya pandai ilmu agamasaja,
akan tetapi juga menguasai ilmu-ilmu umum, maka atas prakarsa K.H. Ali Maksum
didirikanlah SMP Eksakta Alam pada tahun 1951, dengan harapan agar nantinya
muncul ilmuwan-ilmuwan muslim yang menguasai sains. Adapun mata pelajarannya
adalah khusus ilmu-ilmu umum, diantaranya : bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
Ilmu Hayat (biologi), Berhitung (matematika) dan Fisika. Sementara ilmu
agamanya diperoleh melalui pengajaran di pesantren dalam bentuk pengajian
weton dan sorogan.
Setelah tiga tahun
berjalan, maka pada tahun 1954 SMP Eksakta Alam ini dihapus dan seterusnya
dilebur kedalam Madrasah Tsanawiyah, dengan pertimbangan agar nantinya para
lulusannya tidak hanya dapat masuk ke perguruan tinggi umum saja, akan tetapi
juga bisa diterima di perguruan tinggi agama semacam PTAIN (sekarang IAIN, UIN
atau STAIN). Konsekwensi dari peleburan ini adalah bahwa kurikulum Madrasah
Tsanawiyah tidak melulu 100 % pelajaran ilmu-ilmu agama, akan tetapi juga mata
pelajaran umum.[4] Kurikulum
dan materi pelajarannya sebagai berikut :
(Tabel
1)
KURIKULUM
MADRASAH TSANAWIYAH PUTRA
P.P. AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA (1954 – 1962)[5]
No
|
Mata Pelajaran
|
Kitab-Kitab
|
Muatan Kurikulum
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
01
|
Al Qur’an dan
Tafsir
|
Tafsir Maraghi
|
3
|
3
|
6
|
02
|
Hadis
|
Adabun Nabawi
|
3
|
-
|
-
|
Bulughul Maram
|
-
|
3
|
3
|
||
03
|
Ilmu Hadis
|
Nukhbatul Fikri
|
-
|
-
|
2
|
04
|
Tauhid
|
Al Aqaid lil
Hasan Al Banna
|
3
|
-
|
-
|
Fathul Majid
|
3
|
||||
Al-Husunul
Hamidiyah
|
3
|
||||
05
|
Fiqh
|
Tuhfatut Thullab
(S. Tahrir)
|
4
|
4
|
-
|
Al Mu’amalat Al Hamidiyah
|
-
|
-
|
4
|
||
06
|
Ushul Fiqh
|
Al Luma’
|
-
|
3
|
3
|
07
|
Q. Fiqh
|
Al Faraidul
Bahiyah
|
-
|
2
|
2
|
08
|
Sorof dan B. Arab
|
Qawaidul Lughoh
al Arabiyah
|
4
|
4
|
-
|
Tahdzibi al
Taudhih fi qismis Shorfi
|
-
|
-
|
4
|
||
09
|
Nahwu
|
An Nahwu Wadhih
lis Sanawi
|
4
|
-
|
-
|
Al Qawaidul
Asasiyah
|
-
|
4
|
4
|
||
10
|
Insya’
|
Mu’allimul Insya’
al Arabiyah I, II, III
|
4
|
4
|
4
|
11
|
Ulumul Balaghah
|
Al Balaghah Al
Wadhihah
|
-
|
4
|
4
|
12
|
Al Qiroah
|
Al Mutholaah
al-Arabiyah I, II, III
|
4
|
4
|
4
|
13
|
Tarikhul Islam
|
At Tarikh Al
Islami li Mahmud Thoha
|
3
|
2
|
2
|
14
|
Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
|
15
|
Bahasa Inggris
|
3
|
2
|
2
|
|
16
|
Ilmu Bumi
|
2
|
2
|
2
|
|
17
|
Sejarah Dunia
|
2
|
2
|
-
|
|
18
|
Civic
|
2
|
2
|
-
|
|
19
|
IPA
|
1
|
1
|
-
|
|
Jumlah
|
43
|
47
|
46
|
Pada tahun 1960-an, perjalanan Madrasah Ibtidaiyah semakin surut,
jumlah santri semakin berkurang dan bahkan kurang diminati, maka pada tahun
1962 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah dilebur (merger) menjadi
Madrasah Tsanawiyah 6 tahun dengan kepala Madrasah K.H. Ali Maksum sendiri. Hal
ini sekaligus untuk menjawab tantangan perkembangan jaman, dimana dengan
berbekal Ijazah swasta yang dikeluarkan oleh MTs 6 tahun ini para lulusannya
diharapkan dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi agama
(PTAIN/IAIN) atau perguruan tinggi umum (UGM, IKIP, UII dll). Sedangkan bagi santri yang tidak melanjutkan
ke perguruan tinggi, tetapi ingin memperdalam kajian kitab kuning
disarankan untuk melanjutkan ke Madrasah Tahassus (peleburan dari
Madrasah Aliyah Salafiyah). Mengingat kesibukan K.H. Ali Maksum yang ketika itu
diangkat sebagai dosen luar biasa dan guru besar dalam ilmu tafsir di IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, maka sejak tahun 1970 urusan Madrasah diserahkan
pengelolaannya kepada Drs. K.H.M. Hasbullah (menantunya), sementara beliau
sendiri tetap sebagai Direktur atau Kepala Madrasah.[6]
Calon siswa yang diterima di MTs 6 tahun Pesantren Krapyak ini
adalah mereka yang telah tamat SD/MI dan yang sederajat serta tamat MTs/SMP dan
yang sederajat. Untuk menentukan kelasnya, calon siswa akan dites atau
diseleksi terlebih dahulu oleh K.H. Ali Maksum tentang kemampuannya dalam hal
membaca dan menulis teks arab, serta kemampuannya dalam membaca kitab kuning.
Tamatan SD/MI dites dengan menulis surat Al-Fatihah dan membaca teks kitab yang
berharokat seperti kitab Al-Qiro’ah al-Roasyidah atau Durusul Lughah
al-‘Arabiyyah. Orang yang baru saja tamat dari SD/MI, setelah dites oleh
kiai, belum tentu ia duduk di kelas 1, bisa jadi ia ditempatkan di kelas 2.
Demikian pula orang tamatan dari MTs/SMP atau pindahan dari MA/SMA, belum tentu
langsung ditempatkan di kelas 4, akan tetapi bisa jadi ia ditempatkan di kelas
2, kelas 3 atau kelas 5, tergantung pada kemampuannya dalam menulis dan membaca
teks kitab.[7] Kurikulumnya menggunakan kurikulum pesantren
dengan perbandingan 70 % ilmu agama dan 30 % ilmu umum :
(Tabel
2)
KURIKULUM MADRASAH
TSANAWIYAH 6 TAHUN
P.P. AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA (1962 – 1978) [8]
No
|
Mata Pelajaran
|
Kitab-Kitab
|
Muatan Kurikulum
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||
01
|
Al Qur’an dan
Tafsir
|
Juz 30 dan Juz
1-5
|
4
|
2
|
2
|
|||
Tafsir Juz ‘Amma
|
2
|
2
|
2
|
|||||
Tafsir Al-Maroghi
|
4
|
2
|
2
|
|||||
02
|
Ilmu Tafsir
|
Al-Itqan fi
Ulumil Qur’an
|
2
|
2
|
||||
03
|
Tajwid
|
Syifaul Jinan
|
2
|
|||||
Hidayatus Shibyan
|
2
|
|||||||
04
|
Hadis
|
Al-Arba’in
an-Nawawiyah
|
4
|
-
|
-
|
|||
Al-Majalisus
Saniyyah
|
4
|
4
|
||||||
Adabun Nabawi
|
4
|
|||||||
Bulughul Maram
|
2
|
2
|
||||||
05
|
Ilmu Hadits
|
Mushtholahul
Hadits
|
2
|
2
|
2
|
|||
06
|
Tauhid
|
Durusul ‘Aqaid
|
2
|
-
|
-
|
|||
Aqidatul ‘Awam
|
2
|
|||||||
Jawahirul
Kalamiyah
|
2
|
|||||||
Al Aqaid - Hasan
Al Banna
|
2
|
|||||||
Fathul Majid
|
2
|
|||||||
Al-Husunul
Hamidiyah
|
2
|
|||||||
07
|
Fiqh
|
Mabadiul
Fiqhiyyah
|
4
|
4
|
||||
Fathul Qorib
|
4
|
|||||||
Tuhfatut Thullab
(Tahrir)
|
4
|
4
|
2
|
|||||
Fiqhul Mawaris
|
4
|
|||||||
08
|
Ushul Fiqh
|
Waraqat – fi Ushul al-Fiqh
|
-
|
2
|
||||
Ushulul Fiqh – Lil Hudhori
|
2
|
|||||||
09
|
Qowaidul Fiqh
|
Al Faraidul
Bahiyah
|
-
|
4
|
||||
Ringkasan
Al-Asybah wan Nadhoir (KH Humam Bajuri)
|
4
|
|||||||
10
|
Shorof
|
Ash-Sharful
Wadhih 1 (Lughawi - mujarrod)
|
4
|
|||||
Ash-Sharful
Wadhih 2 (Ishtilahi - mujarrod)
|
4
|
|||||||
Ash-Sharful
Wadhih 3 (Lughawi/Istilahi - Mazid)
|
4
|
|||||||
Qawaidul Lughoh
al Arabiyah
|
4
|
2
|
||||||
Tahdzibi al
Taudhih fi qismi Shorfi
|
2
|
|||||||
11
|
Nahwu
|
An Nahwul Wadhih
1 dan 2
|
2
|
2
|
-
|
-
|
||
Ad-Durusun
Nahwiyah 1 - 2
|
2
|
2
|
||||||
An Nahwu Wadhih
lis Sanawi
|
4
|
|||||||
Al Qawaidul
Asasiyah
|
4
|
4
|
4
|
|||||
12.
|
Mahfudhot dan
Insya’
|
Al-Muntakhobat
fil Mahfudhot
|
2
|
|||||
Durusul Insya’
wal Mahfudhot
|
2
|
2
|
||||||
Mu’allimul Insya’
al Arabiyah I, II, III
|
2
|
2
|
2
|
|||||
13
|
Ulumul Balaghah
|
Al Balaghah Al
Wadhihah
|
-
|
2
|
2
|
|||
14
|
Al-Qiroah
|
Qiroatur Rosyidah
1 dan 2
|
2
|
2
|
||||
Al-Qiro’ah
wal-Muthola’ah
|
2
|
|||||||
Al Mutholaah
al-Arabiyah I, II
|
2
|
2
|
||||||
15
|
Tarikhul Islam
|
Khulashoh Nurul
Yaqin 1, 2, 3
|
2
|
2
|
2
|
|||
At Tarikh Al
Islami li Mahmud Thoha
|
4
|
2
|
2
|
|||||
16
|
Bhs Indonesia
|
Bhs. Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
17
|
Bhs Inggris
|
Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
18
|
I.Bumi/
|
I.Bumi/Geografi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
||
19
|
S. Indonesia
|
Sej. Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
Sej. Dunia
|
Sej. Dunia
|
1
|
1
|
1
|
||||
20
|
Civic
|
Civic
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
21
|
IPA
|
Ilmu Hayat - Fisika
|
2
|
2
|
2
|
|||
22
|
Akuntansi
|
Akuntansi
|
2
|
2
|
2
|
|||
23
|
Matematika
|
Matematika
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
44
|
44
|
44
|
46
|
46
|
46
|
Telah terdengar wacana tentang tidak berlakunya “Ijazah”
swasta untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, pada tahun pelajaran 1979/1980 dikeluarkanlah
kebijakan untuk mengikuti “Ujian Persamaan”, baik untuk tingkat Tsanawiyah
maupun tingkat Aliyah, sekaligus diadakan pemisahan secara kelembagaan
dari Madrasah Tsanawiyah 6 tahun menjadi Madrasah Tsanawiyah
(MTs) 3 tahun dan Madrasah Aliyah (MA) 3 tahun. Kemudian menetapkan Drs.
K.H. M. Hasbullah, SH menjadi Kepala Madrasah dari kedua lembaga tersebut. Sebagai
konsekwensi dari mengikutkan para siswa dalam Ujian Negara atau Ujian
Persamaan, kurikulum yang ditentukan pesantren pun ikut mengalami
perubahan, namun perbandingannya masih tetap 70 % ilmu agama dan 30 % ilmu
umum, yang diberlakukan sejak tahun pelajaran 1980/1981 s/d 1989/1990. Khusus
untuk Madrasah Aliyah, jurusan yang diambil adalah jurusan IPS.[9]
(Tabel
3)
KURIKULUM MADRASAH
TSANAWIYAH 3 TAHUN
P.P. AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA (1980/1981)[10]
No
|
Mata Pelajaran
|
Muatan Kurikulum
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1. Program Umum
|
||||
01
|
Aqidah – Akhlaq
|
2
|
2
|
2
|
02
|
Al-Qur’an Hadis
|
2
|
2
|
2
|
03
|
Syari’ah
|
2
|
2
|
2
|
04
|
PMP
|
2
|
2
|
2
|
05
|
Pendidikan Olah Raga/Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
06
|
Pendidikan Kesenian
|
1
|
1
|
1
|
Jumlah
|
11
|
11
|
11
|
|
2. Program Akademis
|
||||
07
|
Sejarah Kebudayan Islam
|
2
|
2
|
2
|
08
|
Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
09
|
Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
10
|
Bahasa Daerah
|
1
|
1
|
1
|
11
|
Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
4
|
12
|
IPS
|
2
|
2
|
2
|
13
|
Matematika
|
3
|
3
|
4
|
14
|
IPA (Fisika dan Biologi)
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
16
|
16
|
19
|
|
3. Program
Ketrampilan
|
||||
15
|
PKK
|
2
|
2
|
2
|
16
|
Ibadah Praktis
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
4
|
4
|
4
|
|
4. Program Pesantren
|
||||
17
|
Tafsir Al-Qur’an
|
2
|
2
|
2
|
18
|
Tajwid
|
2
|
2
|
2
|
19
|
Hadis
|
2
|
2
|
2
|
20
|
Tauhid
|
2
|
2
|
2
|
21
|
Fiqih
|
2
|
2
|
2
|
22
|
Akhlak (al-Akhlaq lil Banin, Wasoya)
|
2
|
2
|
2
|
23
|
Mahfudhot
|
1
|
1
|
-
|
24
|
Al-Qiro’ah wal Muthola’ah
|
1
|
1
|
-
|
25
|
Imlak
|
1
|
1
|
-
|
26
|
Nahwu (Nahwul Wadhih)
|
2
|
2
|
2
|
27
|
Shorof (ash-Shorful
Wadhih)
|
2
|
2
|
2
|
28
|
Tarikh (Khulasoh Nurul Yaqin)
|
2
|
2
|
2
|
29
|
Pengajian Kitab (Fathul Qorib)
|
6
|
6
|
6
|
30
|
Pengajian Kitab (Jurumiyah, Mutamimah)
|
6
|
6
|
6
|
Jumlah
|
33
|
33
|
30
|
|
TOTAL
|
64
|
64
|
64
|
|
1 jam tatap muka
= 35 menit.
Jam belajar : Pagi : 07.00 – 13.00. Sore : 15.00 – 16.30
|
(Tabel 4)
KURIKULUM MADRASAH
ALIYAH 3 TAHUN
JURUSAN : ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
P.P. AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA (1980/1981)[11]
No
|
Mata Pelajaran
|
Muatan Kurikulum
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1. Program Umum
|
||||
01
|
Aqidah – Akhlaq
|
1
|
2
|
2
|
02
|
Al-Qur’an Hadis
|
2
|
1
|
2
|
03
|
Syari’ah
|
2
|
2
|
1
|
04
|
PMP
|
2
|
2
|
2
|
05
|
Pendidikan Olah Raga/Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
06
|
Pendidikan Kesenian
|
1
|
1
|
1
|
Jumlah
|
10
|
10
|
10
|
|
2. Program Akademis
|
||||
07
|
Sejarah Kebudayan Islam
|
1
|
1
|
1
|
08
|
Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
09
|
Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
10
|
Bahasa Daerah
|
1
|
1
|
1
|
11
|
Bahasa Inggris
|
3
|
3
|
3
|
12
|
Tata Buku / Hitung dagang
|
2
|
2
|
2
|
13
|
Ekonomi Koperasi
|
1
|
1
|
1
|
14
|
Sejarah (Indonesia & Umum)
|
2
|
2
|
2
|
15
|
Geografi Antropologi
|
1
|
1
|
1
|
16
|
Matematika
|
3
|
3
|
3
|
Jumlah
|
20
|
20
|
20
|
|
3. Program
Ketrampilan
|
||||
17
|
PKK
|
1
|
1
|
1
|
18
|
Ibadah Praktis
|
1
|
1
|
1
|
19
|
Ketrampilan Agama
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
4
|
4
|
4
|
|
4. Program Pesantren
|
||||
20
|
Tafsir Al-Qur’an
|
2
|
2
|
2
|
21
|
Ilmu Tafsir
|
1
|
1
|
1
|
22
|
Hadis
|
2
|
2
|
2
|
23
|
Mustholahul Hadits
|
2
|
2
|
2
|
24
|
Ilmu Tauhid
|
2
|
2
|
2
|
25
|
Ilmu Akhlak
|
2
|
2
|
2
|
26
|
Fiqih
|
2
|
2
|
2
|
27
|
Qowa’idul Fiqh
|
2
|
2
|
2
|
28
|
Ushul Fiqh
|
2
|
2
|
2
|
29
|
Ilmu Faroidh/Mawaris
|
2
|
2
|
2
|
30
|
Al-Qiro’ah wal Muthola’ah
|
1
|
1
|
1
|
31
|
Mahfudhot
|
1
|
1
|
1
|
32
|
Insya’
|
1
|
1
|
1
|
33
|
Qiroatul Kutub ad-Diniyyah
|
1
|
1
|
1
|
34
|
Nahwu
|
2
|
2
|
2
|
35
|
Shorof
|
2
|
2
|
2
|
36
|
Balaghah
|
2
|
2
|
2
|
37
|
Tarikh
|
1
|
1
|
1
|
38
|
Pengajian Kitab (Tuhfatut Thullab/Tahrir)
|
4
|
4
|
4
|
39
|
Pengajian Kitab (Jami’ ad-Durus al-‘Arabiyyah
|
4
|
4
|
4
|
Jumlah
|
38
|
38
|
38
|
|
TOTAL
|
72
|
72
|
72
|
|
1 jam tatap muka
= 35 menit.
Jam belajar :
Pagi : 07.00 - 13.00 WIB dan Sore : 15.00 – 17.20 WIB
|
Mulai tahun pelajaran 1986/1987, MTs Al-Munawwir menerima siswa
putri, sedangkan Madrasah Aliyah mulai tahun pelajaran 1987/1988. Sejak saat itu jumlah siswa/santri MTs dan MA
Al-Munawwir terus mengalami perkembangan yang sangat pesat, sampai saat
wafatnya K.H. Ali Maksum pada tahun 1989. Kelas 1, 2 dan 3, baik MTs maupun MA
masing-masing memiliki empat kelas pararel, yaitu A,B,C dan D, sehingga MTs
memiliki 12 kelas pararel dan MA juga 12 kelas pararel. Kemudian sejak tahun
pelajaran 1990/1991, MTs dan MA ini secara kelembagaan tidak lagi berada
didalam naungan Pesantren Al-Munawwir yang diasuh oleh K.H. Zainal Abidin Munawwir,
tetapi dikelola secara khusus oleh Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta yang dipimpin oleh K.H. Atabik Ali Maksum.
3). Madrasah Aliyah Salafiyah
Madrasah Aliyah Salafiyah dengan lama belajar 3 tahun ini
didirikan pada tahun 1955 oleh K.H. Ali Maksum, dengan kepala sekolah K.H.
Zainal Abidin Munawwir. Tujuan awal didirikannya Madrasah Aliyah Salafiyah
ini adalah untuk mendidik para santri agar mampu menguasai kitab-kitab klasik
(salaf) dalam rangka mengantarkan mereka menjadi “ulama salaf”
(militan). Kurikulumnya menggunakan kurikulum pesantren dengan perbandingan 90
% ilmu-ilmu agama dan 10 % ilmu-ilmu
umum. Diantara para murid yang pertama kali mengikuti program ini adalah K.H.
Abdul Aziz Masyhuri; DR. K.H.. Abd. Muchid AF; K.H. Asyhari Marzuki; K.H. Humam Bajuri; K.H. Atabik Ali dan
lain-lain.[12]
Kurikulum Madrasah Aliyah Salafiyah (1955 – 1965) sebagai berikut :
(Tabel 5)
KURIKULUM MADRASAH
ALIYAH SALAFIYAH[13]
No
|
Mata Pelajaran
|
Kitab-Kitab
|
Muatan Kurikulum
|
|||
I
|
II
|
III
|
||||
Syar’i
|
Lughah
|
|||||
01
|
Tafsir
|
Tafsir Maraghi
|
3
|
3
|
6
|
6
|
02
|
Ilmu Tafsir
|
Al-Itqan
|
3
|
3
|
3
|
-
|
03
|
Hadis
|
Al-Jami’us Shohih
lil Bukhori
|
3
|
3
|
6
|
6
|
04
|
Ilmu Hadis
|
Syarah Alfiyah
As-Suyuthi fi Ilmi Atsir
|
2
|
2
|
3
|
-
|
05
|
Fiqh Dalil
|
Al Muhadzab li
Sya’roni
|
4
|
4
|
3
|
-
|
Bidayatul
Mujtahid
|
3
|
3
|
||||
06
|
Ushul Fiqh
|
Ushul Fiqh lil
Khudhori
|
3
|
4
|
3
|
-
|
Al-Mustasyfa
|
-
|
-
|
3
|
3
|
||
07
|
Q. Fiqh
|
Al-Asybah wan
Nadhoir
|
3
|
3
|
3
|
-
|
08
|
Nahwu dan Sharaf
|
Syarah Ibn ‘Aqil
wa
Duru Tasrif li
Muhyidin
|
4
|
4
|
-
|
6
|
09
|
An Naqd wal
Balaghah
|
Jawahirul
Balaghah
|
4
|
4
|
-
|
-
|
Kitabu Sona’atain
|
-
|
-
|
-
|
6
|
||
10
|
Adab wan Nushus
|
An Nususu Al
Adabiyah
|
3
|
-
|
-
|
-
|
Al Adab wan
Nushus lis Saibani
|
-
|
3
|
-
|
5
|
||
11
|
Matnul Lughoh
|
Fiqhul Lughoh wa
Sirril Arabiyah
|
-
|
-
|
-
|
2
|
12
|
Arudh wal Qawafi
|
Ahdy Sabili ila
Alami al Kholil
|
2
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Tarikh Islam
|
Fajrul Islam
|
2
|
2
|
-
|
-
|
14
|
Tasrikh Tasyri’
|
Tarikhut Tasyri’
Islami wa Fununus Sunnah lil Khudhori
|
2
|
2
|
2
|
-
|
15
|
Fiqhus Sirah
|
Fiqhus Sirah
al-Muhammadiyah
|
2
|
2
|
-
|
-
|
16
|
Ilmu Mantiq
|
Ilmu Mantiq wan
Nafs li Muhammad Thoha Mahmud
|
1
|
-
|
-
|
-
|
17
|
Tarikh Adab Al Arobi
|
Tarikh Adab
al-Aroby
|
1
|
1
|
-
|
2
|
18
|
Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
19
|
Ilmu Ekonomi
|
1
|
2
|
2
|
-
|
|
20
|
Civic
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
21
|
Antropologi-Sosiologi
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
Jumlah
|
47
|
44
|
40
|
42
|
Sehubungan dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah 6 tahun
(sebagai peleburan dari Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah
3 tahun), maka Madrasah Aliyah Salafiyah pun ikut dilebur dengan Program
Takhassus, lalu statusnya diganti menjadi Madrasah Takhassus, yang
kurikulumnya 100 % berupa ilmu-ilmu agama. Materi kajian kitabnya antara lain :
Tafsir Tafsir Al-Maraghi; Hadits: Jami’us shoghir dan Jawahirul
Bukhori (Hadits); Fiqih : Muhadz-dzab, Bidayatul Mujtahid, Al-Asybah wan
Nazhoir; Tauhid : Risalah Tauhid; Bahasa Arab : Syarah Ibnu ‘Aqil, Jawahirul
Balaghah, Nususul Adab; dan lain-lain. Madrasah Takhassus ini pada
perkembangan selanjutnya merupakan cikal bakal berdirinya Perguruan Tinggi
Ilmu-ilmu Salaf “Al-Ma’had Al-‘Ali” Al-Munawwir pada tahun 1414 H
/ 1993 M, dengan lama belajar 4 tahun (8 semester).[14]
4). Madrasah Banat (Putri).
Madrasah Banat yang khusus untuk santri putri ini
didirikan pada tahun 1951, bertempat di komplek Nurussalam. Madrasah ini dikelola dan diasuh oleh K.H. Mufid Mas’ud, K.H. Dalhar Munawwir, Ny
Hj. Jauharoh Munawwir dan keluarga pesantren. Jam belajarnya mulai pukul 18.30
s/d 20.30 WIB, mengingat para santrinya adalah mereka yang pada pagi/siang
harinya sekolah di sekolah menengah (SMP, SMA dan yang sederajat) sampai
perguruan tinggi (IAIN, UGM, UII dll). Kurikulum dan mata pelajarannya 100%
berupa ilmu-ilmu agama. Pada perkembangan berikutnya, madrasah ini dilebur kedalam
Madrasah Salafiyah I, ketika P.P. Al-Munawwir di bawah kepemimpinan K.H.
Zainal Abidin Munawwir, 1989 s/d
sekarang ini.[15]
(Tabel 6)
KURIKULUM MADRASATUL
BANAT
PP AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA[16]
No
|
Mata Pelajaran
|
Mata Pelajaran
|
|||||
Ula
|
Tsani
|
Tsalis
|
Rabi’
|
Khamis
|
Sadis
|
||
1
|
ALQUR’AN
/TAFSIR
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
2
|
ILMU
TAFSIR
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
3
|
ILMU
TAJWID
|
1
|
1
|
-
|
-
|
1
|
-
|
4
|
HADITS
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
5
|
ILMU
HADITS
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
|
6
|
TAUHID/AQIDAH
|
1
|
1
|
1
|
1
|
-
|
-
|
7
|
ULUMUS
SYAR’IYYAH:
|
||||||
a.
Fiqih
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
b.
Furu’
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|
c.
Ushul Fiqh
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
8
|
AHLAK
TASAWUF
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
LUGHAH
ARABIYAH
|
||||||
a.
Bahasa Arab/Lughah
|
1
|
-
|
-
|
||||
b.
Nahwu
|
-
|
1
|
1
|
1
|
1
|
-
|
|
c.
Sharaf
|
1
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|
10
|
TARIKH
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
JUMLAH
|
13
|
12
|
13
|
13
|
12
|
8
|
5). Raudhatul Athfal / TK nDasari Budi dan Madrasah Diniyyah
RA/TK nDasari Budi PP
Al-Munawwir dengan masa belajar 1 tahun
didirikan pada tahun 1957 atas prakarsa Nyai Hj. Hasyimah Ali Maksum. Pada
perkembangan berikutnya, masa belajar di RA/TK ini ditambah setahun sehingga
menjadi 2 tahun. Adapun mata pelajarannya dititikberatkan pada :
a). Pembinaan aqidah, syari’ah, akhlak dan pendidikan Al-Qur’an
melalui metode hafalan dan menyanyi
b). Latihan beribadah
c). Terwujudnya akhlak karimah melalui tingkah laku, ucapan dan
pergaulan.[17]
Bersamaan dengan itu, Madrasah Diniyah PP
Al-Muanwwir Krapyak dengan lama belajar 3 tahun didirikan pada tahun 1957 atas
prakarsa Nyai Hj. Hasyimah Ali Maksum, dengan maksud dan tujuan agar masyarakat
sekitar pesantren dapat mendalami ilmu agama.
Dengan demikian, sejak awal berdirinya, Madrasah Diniyah
diperuntukkan bagi masyarakat umum sekitar pesantren. Materi pelajarannya
meliputi : 1) menulis huruf arab dan membaca surat-surat pendek; 2) Hadis; 3) Tafsir; 4) Mahfudhot; 5) Shorof; 6) Nahwu;
7) Khat; 8) Imlak; 9) Akhlak; dan 10) Tarikh Islam.[18]
Yang pertama kali menjadi Kepala Madrasah Diniyah adalah K.H. Asyhari Marzuki (Pendiri dan Pengasuh P.P. Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta). Perkembangan Madrasah Diniyah mengalami
pasang surut, dan mengalami perkembangan yang pesat sejak dikelolah oleh Drs.
K.H. Henry Sutopo pada tahun 1980-an. Sejak tahun itu jumlah murid semakin
banyak dan tidak hanya dari masyarakat umum, tetapi juga dari santri Krapyak yang
sekolah di luar pondok. [19]
MAJLIS TAKLIM
Majlis
Taklim atau pengajian umum merupakan media penyampaian proses
belajar-mengajar pendidikan agama Islam secara umum dan terbuka, yang diikuti
para jamaah dari berbagai lapisan masyarakat dan tidak dibatasi usia. Majlis
Taklim atau pengajian umum ini biasanya dilakukan pada waktu-waktu
tertentu, misalnya pada minggu atau bulan tertentu, peringatan haul
(ulang tahun kematian) seorang ulama’, Maulid Nabi, Isro’ Mi’roj, Nuzulul
Qur’an, Nisfu Sya’ban, dan lain-lain. Materi pembelajarannya pun beragama,
disesuaikan dengan situasi dan kondiri. Metodenya bervariasi tergantung situasi
dan kondiri, namun pada umumnya menggunakan metode ceramah, wirid/dzikir,
pepujian dan sejenisnya.
Majlis
Taklim yang diadakan di Pesantren Al-Munawwir merupakan bentuk
kepedulian dan pengabdian pengelola pesantren kepada masyarakat sekitar dalam
bidang pembinaan keimanan dan hidup keagamaan. Diantaranya adalah
1). Majlis Taklim setiap Jum’at legi.
Pesertanya khusus kaum ibu/para pemudi yang datang dari berbagai
desa dan wilayah di sekitar kabupaten Bantul dan Kodya Yogyakarta.
Tempatnya di halaman rumah K.H. Ali Maksum.
Waktunya antara pukul 08.30 s/d 10.30 WIB.
Bentuk pengajarannya dimulai dengan bacaan dzikir Tahlil,
diteruskan dengan pengajian/ceramah umum terutama oleh K.H. Ali Maksum.
Setelah itu ditutup dengan doa.
2). Majlis Taklim setiap malam Sabtu Wage.
Pesertanya khusus bapak-bapak dan pemuda dari berbagai
kampung/desa sekitar pesantren.
Tempatnya di gedung Aula dan serambi Masjid pesantren.
Waktunya antara pukul 19.30 s/d 21.30 WIB.
Bentuk pengajarannya dimulai dengan bacaan dzikir Tahlil,
diteruskan dengan pengajian/ceramah umum oleh K.H. Zainal Abidin Munawwir.
Setelah itu ditutup dengan doa.
3). Majlis
Taklim “Peringatan Haul K.H.M. Munawwir” diadakan setahun sekali, yaitu
setiap malam tanggal 11 Jumadil Akhir.
Pesertanya dari berbagai lapisan masyarakat dan para alumni
pesantren yang datang dari berbagai kota, baik dari dalam dan dari luar kota
Yogyakarta.
Tempatnya di P.P. Al-Munawwir. Waktunya dimulai sejak malam
tanggal 10 sampai malam tanggal 11 Jumadil akhir.
Bentuk kegiatannya: Malam tanggal 10 sampai dengan siangnya
didadakan semaan Al-Qur’an bil Ghaib di Masjid; antara pukul 09.30 s/d
12.00 tanggal 10 diadakan temu alumni dalam rangka memecahkan berbagai
persoalan demi kemajuan pesantren. Sehabis shalat ‘Ashar sampai pukul 17.30
diadakan ziarah dan tahlil bersama di lokasi makam K.H.M.
Munawwir di dusun Dongkelan.
Kegiatan puncaknya diadakan pada malam tanggal 11 ba’da shalat
‘Isyak, antara pukul 20.00 s/d 23.30, bahkan sampai larut malam. Acaranya
dimulai dengan pembacaan dzikir Tahlil secara umum, sambutan-sambutan,
lalu diteruskan dengan ceramah pengajian umum dengan penceramah muballigh/kiai
kondang kaliber Nasional dari luar kota Yogyakarta. Selanjutnya Majlis
Taklim Haul diakhiri dengan doa.[20]
PEMBINAAN MINAT DAN BAKAT SANTRI
Selain membekali para
santri dengan berbagai bidang keilmuan melalui pendidikan dan pengajaran
seperti di atas, Pesantren Al-Munawwir juga memberikan pelatihan ketrampilan
(keorganisasian, kepemimpinan, muballigh, dll), penggemblengan mental dan
karakter (kedisiplinan, kemandirian, amaliyah yaumiyah baik ubudiyah maupun
mu’amalah, dll), serta pembinaan minat dan bakat lainnya, diantaranya
melalui kegiatan-kegiatan seperti Kepengurusan lembaga-lembaga di lingkungan
pesantren; Jam’iyyah; Pembinaan kesenian dan olahraga; dan Pengabdian masyarakat dalam bentuk
memberikan pembinaan mental keagamaan kepada masyarakat sekitar pesantren
melalui Yayasan KODAMA (Korps Dakwah Mahasiswa) Yogyakarta.
Pondok Pesantren
Al-Muanwwir menerapkan tata aturan yang sangat longgar dan tidak terlalu ketat
kepada para santri dalam kaitannya dengan aktifitas di luar lokasi pesantren,
kecuali pada jam tertentu antara pukul 24.00 s/d 03.00 bagi santri putra, dan
antara pukul 19.00 s/d 05.30 bagi santri putri. Artinya, para santri hidup dan
tinggal di PP Al-Munawwir seperti hidup dan tinggal di rumah / kampung sendiri.
Mereka diberi kebebasan yang luas untuk bermain, berhubungan, berinteraksi dan
bertransaksi dengan masyarakat, serta bebas melakukan berbagai aktifitas di
tengah masyarakat luar lokasi pesantren.
Tidak seperti keadaan para santri di sebagian besar pesantren pada
umumnya yang diharuskan tinggal dan menetap didalam komplek pesantren selama 24
jam.
Adapun untuk melatih kedisiplinan
para santri, pihak pengurus pesantren dan Madrasah menyiapkan tata tertip
(berisi: kewajiban, larangan, dan sangsi) yang harus ditaati dan berbagai macam
kegiatan positif yang harus diikuti para santri, seperti kegiatan pengajian
rutin, musyawarah atau belajar bersama, jam’iyyah dan sebagainya.
Dengan cara demikian, maka akan tercipta kedisiplinan dan ketaatan yang timbul
dari kesadarannya sendiri.
Jadwal kegiatan
sehari-hari para santri PP Al-Munawwir sejak pagi hingga malam hari sebagai
berikut :
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
1
|
04.00 – 05.00
|
Bangun pagi, tahajjud dan jamaah sholat subuh
|
2
|
05.00 – 06.15
|
Sorogan, pengajian weton, Al-Qur’an
|
3
|
06.15 – 07.00
|
Mandi, sarapan, dan berangkat ke Madrasah
|
4
|
07.00 – 12.30
|
Masuk ke Madrasah (proses belajar-mengajar)
|
5
|
12.30 – 13.00
|
Jamaah sholat dhuhur
|
6
|
13.00 – 15.00
|
Makan siang, istirahat
|
7
|
15.00 – 17.30
|
Masuk Madrasah
|
8
|
17.30 – 18.15
|
Jamaah shalat maghrib, istirahat
|
9
|
18.15 – 19.15
|
Pengajian kitab (weton) dan Al-Qur’an
|
10
|
19.15 – 20.00
|
Sholat isyak dan makan malam
|
11
|
20.00 – 22.00
|
Musyawarah (belajar kelompok), Al-Qur’an, dan pengajian weton.
|
12
|
22.00 – 04.00
|
Istirahat, tidur malam,
|
Diluar padatnya jadwal
kegiatan santri di atas, Pesantren Al-Munawwir masih menyempatkan diri untuk
melakukan pembinaan dan pengembangan minat dan bakat para santri, diantaranya
melalui kegiatan:
1). Jam’iyyah
yang diadakan para santri setiap komplek (unit gedung asrama) setiap malam
Jum’at, antara ba’da maghrib sampai pukul 20.00 WIB. Jam’iyyah artinya
perkumpulan, yang dimaksudkannya adalah suatu perkumpulan dengan serangkaian
kegiatan yang bermanfaat sebagai sarana latihan dan pengembangan bakat
kepemimpinan para santri, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial
keagamaan. Acaranya meliputi : qiro’ah, pembacaan surat Yasin,
Tahlil, kitab Dziba’ / Barzanji, dan latihan pidato, dengan para petugas yang
ditunjuk secara bergiliran setiap minggunya.
Dari kegiatan jam’iyyah diharapkan muncul bakat
kepemimpinan santri, diantaranya bakat dan ketrampilan sebagai pemimpin yasinan,
tahlilan, dzibaan atau berzanjian, sebagai qori’/qori’ah,
muballigh, presenter atau pengatur acara dan lain-lain, sehingga para santri
ketika pulang kembali ke daerahnya masing-masing tidak merasa canggung dalam
memimpin dan mengembangkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di tengah
masyarakatnya.
2). Pembinaan
minat dan bakat olahraga yang dilakukan setiap hari Jum’at pagi dan sore.
Cabang olahraga yang ada di pesantren Al-Munawwir diantaranya : tenis meja,
bola voli, sepakbola, pencak silat, karate, olahraga tenaga dalam. Dalam hal
ini pesantren menyiapkan sarana dan prasarananya yang meliputi : 2 lapangan
bola voli, 4 lapangan bulu tangkis, 6 meja tennis meja, 1 lapangan sepak bola
(milik masyarakat yang setiap hari jum’at khusus dipergunakan untuk keperluan
latihan olahraga para santri). Untuk meningkatkan minat dan bakat olahraga ini,
pada event-event tertentu seperti dalam rangka peringatan Isro’ Mi’roj,
menyambut tahun Baru Hijriyah, peringatan HUT RI dan lain, diadakanlah berbagai
macam perlombaan olahraga, MTQ, qiroatul kutub dan perlombaan lainnya
antar komplek (unit gedung asrama); mengadakan pertandingan persahabatan dengan
pondok-pondok lain dan masyarakat sekitar pesantren. Di samping itu juga
mengirimkan beberapa santri untuk mengikuti Porseni, Popda dan lain-lain.
3).
Pembinaan minat dan bakat kesenian. Dalam hal ini pesantren mengadakan
pelatihan atau pembinaan beberapa cabang kesenian, diantaranya
a). Seni Baca Al-Qur’an
(Qiro’ah) setiap malam jum’at antara pukul 20.30 s/d 22.30 WIB;
b). Samroh/Albanjari setiap
hari jum’at pagi antara pukul 08.00 s/d 10.00 WIB;
c). Drama, beberapa minggu
sebelum tampil; dan cabang seni lainnya.
Untuk
mengembangkan minat dan bakat ini, diadakanlah berbagai macam perlombaan antar
komplek didalam pesantren, mengirimkan beberapa santri untuk mengikuti Porseni,
Popda, MTQ tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional. Pada tahun 1980-an, salah
satu santri Krapyak pernah mewakili Propinsi DIY dan mendapat juara ke-1 MTQ
tingkat Nasional untuk usia anak-anak dan pada dua tahun berikutnya juara ke-2 untuk usia Remaja atas nama
Bahrori Rahza (santri asal Pekalongan).[21]
Selain pembinaan dan
pengembangan minat-bakat yang dilakukan pesantren, para santri senior
(Mahasiswa) juga menyalurkan bakatnya di luar lembaga pesantren. Misalnya untuk
menyalurkan bakat sebagai muballigh, para santri membentuk organisasi dakwah
yang diberi nama CODAMA (Corps Dakwah Mahasiswa) pada tahun 1975 dan masih
aktif sampai sekarang (2010). Pada perkembangan selanjutnya, organisasi ini
menjadi sebuah lembaga yang berbadan hukum dalam bentuk Yayasan pada tahun 1982
dengan nama “Yayasan KODAMA Yogyakarta” yang bergerak di bidang Dakwah,
Pendidikan dan Sosial. Pada akhir tahun 1989, Yayasan KODAMA yang memiliki
kantor di Jl. KH Ali Maksum RT 01 RW 01 Dusun Krapyak Kulon, Panggungharjo,
Sewon Bantul, yang berseberangan dengan lapangan sepak bola dan Rumah Sakit
Bedah Patmasuri ini beranggotakan + 150 santri; memiliki 1 Madrasah
Diniyah di Saman Bangunharjo Sewon Bantul, 1 lembaga kursus menjahit, 1 BMT (Baitul
Mal wat-Tamwil), serta memiliki 42 masjid/musholla/tempat binaan yang
tersebar di berbagai pelosok dusun wilayah kabupaten Bantul, Kodya Yogya,
kabupaten Sleman, kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo, bahkan ada yang di
daerah Muntilan Magelang (dekat lokasi Candi Borobudur).
Para santri senior yang
menjadi anggotanya tersebut dikirim ke daerah binaan (musholla/masjid/rumah
penduduk) beberapa hari dalam satu minggunya untuk mengajari anak-anak dan
masyarakat membaca Al-Qur’an, memberikan pengajian kitab-kitab kuning secara
rutin, menjadi khotib sholat jum’at, atau penceramah pada pengajian umum yang
diselenggarakan oleh masyarakat setempat.
Organisasi milik santri
senior Pesantren Krapyak ini secara struktural memang tidak berada di bawah
lembaga pesantren Al-Munawwir, namun secara kultural organisasi ini tidak dapat
dilepaskan dari peranan dan dukungan pesantren Al-Munawwir, yang telah
memberikan kebebasan bagi para santrinya, terutama mereka yang menjadi
mahasiswa, untuk mengabdikan keilmuannya kepada masyarakat diluar pesantren,
dan organisasi ini berada di bawah bimbingan, pembinaan dan perlindungan K.H.
Ali Maksum beserta para Kiai dan para ustadz
pesantren.[22]
[1] Zamakhsyari
Dhofier, op.cit., halm. 41
Zamakhsyari Dhofier mengelompokkan
berbagai pesantren menjadi dua kelompok besar, yaitu pesantren salafi dan
pesantren khalafi. Pesantren salafi ditandai dengan mempertahankan
sistem pengajaran kitab-kitab klasik sebagai inti pengajarannya. Sistem
madrasah diterapkan untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam
lembaga-lembaga pendidikan sistem lama, tapi tanpa mengenalkan pengejaran
pengetahuan umum. Sedangkan pesantren khalafi, sama seperti pesantren
salafi, hanya saja dengan memasukkan pengajaran pengetahuan umum dalam
madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau dengan membuka tipe
sekolah-sekolah umum dalam lingkungan peantren.
[2] M.
Ridlwan Nasir, op.cit., halm. 87
M. Ridlwan Nasir mengklasifikasikan
pesantren menjadi 5, yaitu 1) Pesantren salaf/klasik, ditandai dengan
penerapan sistempendidikan salaf (weton dan sorogan) dan sistem klasikal (madrasah) salaf; 2) pesantren semi berkembang, sama
seperti pesantren salaf ditambah adanya sistem madrasah (swasta) dengan
kurikulum 90 % agama dan 10 % umum’ 3) pesantren
berkembang, sama seperti nomor 2, hanya sudah bervariasi dalam
kurikulumnya, 70 % agama dan 30 % umum, disamping itu juga diselenggarakan
madrasah SKB tiga menteri dengan penambahan diniyah; 4) pesantren
khalaf/modern, sama seperti nomor 3, hanya lebih lengkap, yakni dengan
penambahan ada sekolah umum plus madrasah diniyah, perguruan tinggi (umum atau
agama), adanya koperasi, dan takhassus (bahasa Arab dan Inggris); 5) pesantren ideal, sama seperti nomor
4, hanya lembaganya pedidikan lebih lengkap, yaitu adanya berbagai lembaga
ketrampilan, perbankan, dan hal-hal lain yang tidak menggeser ciri khas sebagai
pesantren.
[3] Djunaidi dkk, Ibid.,
halm.34-35. Juga wawancara dengan K.H. Zainal Abidin Munawwir dan K.H. A.
Warson Munawwir, 03-09-2010
[4] Ibid. halm. 35 juga wawancara dengan
K.H. Zanal Abidin dan K.H.A. Warson Munawwir, 03-09-2010.
[5] Aly As’ad., Ibid.,
Bagian Lampiran halm.7-8
[6] Djunaidi dkk., Ibid.,
halm. 36-37. Juga wawancara dengan KH Asyhari Abta, 04-09-2010
[7] Berikut ini
merupakan gambaran seleksi penerimaan dan penempatran kelas model K.H. Ali
Makum, sesuai dengan pengalaman penulis sewaktu dites dan pengalaman
kawan-kawan penulis : materi tes untuk tamatan SD/MI atau pindahan dari MTs/SMP
dan yang sederajat adalah diperintah menulis surat Al-Fatihah tanpa
melihat Mushhaf dan membaca teks kitab yang berharokat seperti kitab Al-Qiro’ah
al-Rosyidah, Durusul Lughah al-‘Arabiyyah dan semisalnya. Jika calon siswa
mampu menulis secara benar surat Al-Fatihah (tanpa ada kesalahan tulisan huruf dan harokat) dan lancar
membaca teks kitab tersebut, bisa dipastikan bahwa dia akan ditempatkan di
kelas 2 Tsanawiyah. Sedangkan materi tes untuk tamatan MTs/SMP/sederajat atau
pindahan dari MA/SMA dan yang sederajat adalah diperintah menulis surat Adh-Dhuha
dan membaca teks kitab “gundul” semisal kitab Fathul Qorib
beserta pemahamannya. Jika dia mampu menulis secara benar surat Adh-Dhuha
(tanpa ada kesalahan tulisan huruf dan harokat) serta mampu membaca secara lancar
dan benar teks kitab “gundul” tersebut beserta pemahamannya, dia akan
ditempatkan di kelas 5 Tsanawiyah, dan jika ada kesalahan tetapi tidak
seberapa, dia akan ditempatkan di kelas 4 Tsanawiyah, namun jika dia tidak
mampu atau mampu tetapi kesalahannya agak parah, biasanya akan ditempatkan di
kelas 2 atau 3 Tsanawiyah. Jadi, penempatan calon siswa di tingkatan kelas
sepenuhnya merupakan hak prerogatif K.H. Ali Maksum. Sedangkan pihak pengelola
Madrasah tinggal melaksanakan instruksi atau surat perintah dari beliau.
[8] Dokumen MTs
Yayasan Ali Maksum PP Krapyak Yogyakarta, dan
wawancara dengan Drs. K.H. Asyhari Abta, 04-09-2010
[9] Wawancara dengan
Drs. KH. Asyhari Abta, 04-09-2010
[10] Dokumen MTs/MA
Yayasan Ali Maksum PP Krapyak Yogyakarta.
[11] Dokumen MTs/MA
Yayasan Ali maksum PP Krapyak Yogyakarta
[12] Wawancara dengan
KH Zainal Abidin Munawwir dan KH A. Warson Munawwir, 03-09-2010
[13] Aly As’ad, ibid.,
bagian Lampiran halm.9-10
[14] Wawancara dengan
KH Zainal Abidin Munawwir dan KH A. Warson Munawwir, 03-09-2010
[15] Djunaidi dkk., Ibid.,
halm. 36-37. Juga wawancara dengan K.H. Zainal Abidin Munawwir dan K.H. A.
Warson Munawwir, 03-09-2010
[16] Ibid.,
halm., 60-61
[17] Aly As’ad, ibid.,
halm. 52
[18] Djunaidi dkk.,
halm.
[19] Wawancara dengan
Drs. KH. Henry Sutopo, mantan Direktur Madrasah Diniyah 1980 – 2002, pada
tanggal 03-09-2010.
[20] Wawancara dengan
Drs. K.H. Henry Sutopo, Drs. K.H. Asyhari Abta dan Drs. K.H. Munawwir AF,
03-09-2010
[21] Wawancara pada
tanggal 18 Juli 2010 dengan Drs. Djunaidi (mantan ketua pondok tahun
1988-1990). Juga wawancara dengan Drs K.H. Munawwir AF (guru senior pondok, dan
mantan pengurus pondok), K.H. Drs. Asyhari Abta, M.Pd.I (kepala MA Al-Munawwir,
mantan pengurus pondok), 04-09-2010
[22] Wawancara pada
tanggal 04-09-2010 dengan Drs. H. A. Zuhdi Mukhdlor, M.Hum (mantan ketua
Yayasan KODAMA periode 1981-1983), Drs. KH Munawwir AF (mantan ketua Yayasan KODAMA periode
1985-1987), dan Drs. KH Asyhari Abta,M.PdI (mantan ketua Yayasan KODAMA periode 1991-1993).
Alhamdulillah dapat banyak informasi baru tentang para Kyai pengasuh Pesantren Krapyak.
BalasHapusJuga tentang informasi sejarah pendidikan di PP Krapyak yang cukup terinci dari sumber yg kuat. Terima kasih utk penulis Yai Achmad Suchaimi. wa Jazakumullah ahsanal jaza'.
BalasHapus